http://www.terimauang.com

Lambeturrahviral, viral - Kabar yang beredar lewat WhatsApp soal paket 'nyasar' dari seorang bernama Tang Li, semakin viral, dan terus menggelinding dari satu orang ke orang lain.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Misteri Paket Tang Li asal China yang Bikin Warga Resah, Setelah Serang Jogja, Kini Masuk ke Medan,
Penulis: Aji Bramastra

Kabar viral itu menyebutkan, ada paket misterius yang bisa saja datang ke rumah anda, dari seorang bernama Tang Li.
Paket itu tertulis berasal dari Guangzhou, China.

Isu beredar di WhatsApp, paket itu berisi narkoba, sehingga siapa yang menerima dan membukanya, bisa ditangkap polisi.
Makin membuat resah masyarakat, karena paket itu, meski dikirimkan secara acak, tapi dikirim dengan nama dan alamat penerima yang tepat.
Dari mana pula Tang Li alias pengirim bisa mendapatkan alamat tersebut?
Lalu, benarkah kabar ini?
Penelusuran Tribunnews, informasi yang beredar di WhatsApp itu ada bagian yang benar, ada pula bagian yang salah.
Nyatanya, memang benar ada masyarakat yang menerima paket itu.
Di Jogja, paket itu sempat dikirim ke sebuah alamat di Jalan Ibu Ruswo.

Lalu di Jakarta, ada pula korban yang kena paket nyasar itu.
Dikutip dari Kompas.com, penerima nyasar itu bernama Angel.
Ia menerima paket itu di kantornya, yang berada di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Informasi itu awalnya diterima Angel melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan seseorang yang mengaku kurir sebuah layanan ekspedisi di daerah Slipi.
Kurir tersebut menjelaskan kepada Angel bahwa dia mendapat sebuah kiriman yang berasal dari Guangdong, China.
Di lembar keterangan, tertulis barang itu berisi gaun atau dress.
Untuk memudahkan komunikasi, kurir ini mengirimkan sebuah gambar yang menunjukkan paket kiriman yang dimaksud.
Setelah itu kurir, meminta Angel untuk membayar sejumlah uang COD sebesar Rp 277.450.
Angel tidak merasa memesan barang yang dimaksud, sontak ia pun bingung mengapa kiriman ini dialamatkan padanya.
Di sisi lain, nama dan alamat pengiriman yang tertulis benar merupakan nama dan alamat yang kerap Angel gunakan untuk melakukan transaksi online.

Ia pun teringat dengan pesan berantai disertai foto yang sebelumnya disebarkan di grup WhatsApp keluarganya.
"Kebetulan ada om pernah posting di grup keluarga, soal penipuan pengiriman barang dari China, karena postingan sudah aku hapus, jadi aku langsung tanya kakak yang juga ada di grup itu," kata Angel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/9/2018) siang.
Ia membandingkan dua foto yang ada, yakni foto paket yang diterimanya dari sang kurir dan foto paket misterius yang beredar melalui pesan berantai.
Ternyata, keduanya menunjukkan nama dan alamat pengirim yang sama.
Pengirim atas nama Tang Li dengan alamat di Guangzhou, Guangdou, China.
Merasa tidak memesan barang yang dimaksud, Angel pun menolak untuk melakukan COD dan meminta kurir untuk melakukan pembatalan pengiriman.
Kurir menyetujui pembatalan yang ia ajukan, dan berdasarkan hasil pelacakan paket yang dilakukan teman Angel, paket itu sudah dinyatakan retur dan dikembalikan ke pengirim asal.
Sampai sekarang, Angel mengaku tidak mengetahui apa isi dari paket yang sebelumnya dialamatkan kepadanya, karena paket itu tidak ia terima.
 Di Medan Merajalela
Lain Jogja dan Jakarta, lain pula di Medan.

Dikutip dari Tribun Medan, teror paket asal China menghantui warga Kota Medan.
Bahkan kali ini tidak tanggung-tanggung yang menjadi sasaran Kantor Bawaslu Sumut.
Dua paket yang dihantarkan jasa pengiriman J&T ini, ditujukan ke Kantor Bawaslu Sumut Jalan Haji Adam Malik No 193, dengan penerima Ketua Bawaslu Sumut Syafrida R Rasahan.
Salah satu kurir yang mengantar paket ini adalah karyawan jasa pengiriman J&T, Doni (24) warga Jalan Starban.
Menurut Doni, pada Rabu (19/9/2018), setidaknya ada 5 paket serupa asal China yang diantarkan di seputaran Kota Medan.
"Ada 5 paket hari ini yang saya antarkan, rata-rata di kawasan Medan Petisah. Ada Jalan Waringin, Jalan Sekip dan beberapa lagi. Pengirimnya sama Tang Li asal China," ujar Doni.
Bukan Narkoba
Nah, satu informasi salah atau hoax yang beredar via hoax adalah isi paket tersebut.
Di WA, disebutkan bila isi paket itu adalah narkoba asal China.
Keterangan ini jelas membuat masyarakat cemas.
Padahal, isi dalam paket itu ternyata bukan narkoba.
"Di keterangan barang ada sepatu, dan lainnya, ukuran barang juga berbeda-beda, ada besar dan ada kecil" kata Doni, karyawan J&T yang ikut mengirim paket tersebut ke penerima.
Doni pun mengaku menyaksika langsung isinya, karena ada penerima yang membuka langsung, bahkan membayarnya.
"Rata-rata penerima komplain semua, mereka bilang tidak ada memesan barang yang diantarkan. Tapi ada juga yang langsung dibuka dan bayar, isinya seperti cincin dan sepatu," sambungnya.
Sementara di Jogja, polisi juga telah memastikan isinya bukan narkoba.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya memastikan paket Tang Li yang sempat beredar di Jogja adalah jam tangan.
“Secara cepat ditangani tim dari Bareskrim dan Polda DIY. Jadi clear. Kembali masyarakat untuk tidak mudah percaya berita hoaks yang disebarkan seseorang di medsos,” kata Dedi.
Warga Masih Resah
Di Medan, Ketua Bawaslu Sumut Syafrida R Rasahan ikut menerima paket Tang Li berasal dari Guangzhou China.
Ia pun mengaku akan membawa permasalahan ini ke polisi, sehingga ada titik terang.
"Terkait hal ini saya berharap masyarakat Sumut bijak. Saya akan melakukan pelaporan ke Polsek Medan Barat, karena informasi dari kurir barang seperti ini banyak yang dikirimkan," sambungnya.
Syafida mengatakan, ia juga mendapat informasi dari grup WA bahwa di Jogja ada kasus serupa seperti ini dan isi barangnya ternyata narkoba.
"Sampai saat ini, saya masih coba berkoordinasi dengan penerima paket. Tapi sampai sekarang belum terkoneksi. Pertama kita takut ini barang yang dilarang oleh Undang-undang,"
"Kedua barang ini sistem COD, taruhlah satu paket harganya Rp 200 ribu dan ini kenana Rp 250 ribu sama pengiriman, kalau dikali 200 paket sudah berapa uang yang diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab ini," ungkap Syafrida.
Lebih lanjut, Syafrida menuturkan bahwa sore ia akan bertemu dengan Polsek Medan Barat untuk menyerahkan paket dan membuka isi paket ini.
Ia juga berharap ada tindakan dari pihak kepolisian, agar jasa pengiriman paket mengehentikan kerjasama dengan pengiriman yang diduga menggunakan sistem langganan bulanan.
"Kita minta ini dihentikan, karena masyarakat sangat dirugikan dengan pengiriman paket yang tidak pernah dipesan sama sekali," pungkas Syafrida.:)


Misteri Paket Tang Li asal China yang Bikin Warga Resah, Setelah Serang Jogja, Kini Masuk ke Medan

 http://www.terimauang.com

Lambeturrahviral, viral - Kabar yang beredar lewat WhatsApp soal paket 'nyasar' dari seorang bernama Tang Li, semakin viral, dan terus menggelinding dari satu orang ke orang lain.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Misteri Paket Tang Li asal China yang Bikin Warga Resah, Setelah Serang Jogja, Kini Masuk ke Medan,
Penulis: Aji Bramastra

Kabar viral itu menyebutkan, ada paket misterius yang bisa saja datang ke rumah anda, dari seorang bernama Tang Li.
Paket itu tertulis berasal dari Guangzhou, China.

Isu beredar di WhatsApp, paket itu berisi narkoba, sehingga siapa yang menerima dan membukanya, bisa ditangkap polisi.
Makin membuat resah masyarakat, karena paket itu, meski dikirimkan secara acak, tapi dikirim dengan nama dan alamat penerima yang tepat.
Dari mana pula Tang Li alias pengirim bisa mendapatkan alamat tersebut?
Lalu, benarkah kabar ini?
Penelusuran Tribunnews, informasi yang beredar di WhatsApp itu ada bagian yang benar, ada pula bagian yang salah.
Nyatanya, memang benar ada masyarakat yang menerima paket itu.
Di Jogja, paket itu sempat dikirim ke sebuah alamat di Jalan Ibu Ruswo.

Lalu di Jakarta, ada pula korban yang kena paket nyasar itu.
Dikutip dari Kompas.com, penerima nyasar itu bernama Angel.
Ia menerima paket itu di kantornya, yang berada di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Informasi itu awalnya diterima Angel melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan seseorang yang mengaku kurir sebuah layanan ekspedisi di daerah Slipi.
Kurir tersebut menjelaskan kepada Angel bahwa dia mendapat sebuah kiriman yang berasal dari Guangdong, China.
Di lembar keterangan, tertulis barang itu berisi gaun atau dress.
Untuk memudahkan komunikasi, kurir ini mengirimkan sebuah gambar yang menunjukkan paket kiriman yang dimaksud.
Setelah itu kurir, meminta Angel untuk membayar sejumlah uang COD sebesar Rp 277.450.
Angel tidak merasa memesan barang yang dimaksud, sontak ia pun bingung mengapa kiriman ini dialamatkan padanya.
Di sisi lain, nama dan alamat pengiriman yang tertulis benar merupakan nama dan alamat yang kerap Angel gunakan untuk melakukan transaksi online.

Ia pun teringat dengan pesan berantai disertai foto yang sebelumnya disebarkan di grup WhatsApp keluarganya.
"Kebetulan ada om pernah posting di grup keluarga, soal penipuan pengiriman barang dari China, karena postingan sudah aku hapus, jadi aku langsung tanya kakak yang juga ada di grup itu," kata Angel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/9/2018) siang.
Ia membandingkan dua foto yang ada, yakni foto paket yang diterimanya dari sang kurir dan foto paket misterius yang beredar melalui pesan berantai.
Ternyata, keduanya menunjukkan nama dan alamat pengirim yang sama.
Pengirim atas nama Tang Li dengan alamat di Guangzhou, Guangdou, China.
Merasa tidak memesan barang yang dimaksud, Angel pun menolak untuk melakukan COD dan meminta kurir untuk melakukan pembatalan pengiriman.
Kurir menyetujui pembatalan yang ia ajukan, dan berdasarkan hasil pelacakan paket yang dilakukan teman Angel, paket itu sudah dinyatakan retur dan dikembalikan ke pengirim asal.
Sampai sekarang, Angel mengaku tidak mengetahui apa isi dari paket yang sebelumnya dialamatkan kepadanya, karena paket itu tidak ia terima.
 Di Medan Merajalela
Lain Jogja dan Jakarta, lain pula di Medan.

Dikutip dari Tribun Medan, teror paket asal China menghantui warga Kota Medan.
Bahkan kali ini tidak tanggung-tanggung yang menjadi sasaran Kantor Bawaslu Sumut.
Dua paket yang dihantarkan jasa pengiriman J&T ini, ditujukan ke Kantor Bawaslu Sumut Jalan Haji Adam Malik No 193, dengan penerima Ketua Bawaslu Sumut Syafrida R Rasahan.
Salah satu kurir yang mengantar paket ini adalah karyawan jasa pengiriman J&T, Doni (24) warga Jalan Starban.
Menurut Doni, pada Rabu (19/9/2018), setidaknya ada 5 paket serupa asal China yang diantarkan di seputaran Kota Medan.
"Ada 5 paket hari ini yang saya antarkan, rata-rata di kawasan Medan Petisah. Ada Jalan Waringin, Jalan Sekip dan beberapa lagi. Pengirimnya sama Tang Li asal China," ujar Doni.
Bukan Narkoba
Nah, satu informasi salah atau hoax yang beredar via hoax adalah isi paket tersebut.
Di WA, disebutkan bila isi paket itu adalah narkoba asal China.
Keterangan ini jelas membuat masyarakat cemas.
Padahal, isi dalam paket itu ternyata bukan narkoba.
"Di keterangan barang ada sepatu, dan lainnya, ukuran barang juga berbeda-beda, ada besar dan ada kecil" kata Doni, karyawan J&T yang ikut mengirim paket tersebut ke penerima.
Doni pun mengaku menyaksika langsung isinya, karena ada penerima yang membuka langsung, bahkan membayarnya.
"Rata-rata penerima komplain semua, mereka bilang tidak ada memesan barang yang diantarkan. Tapi ada juga yang langsung dibuka dan bayar, isinya seperti cincin dan sepatu," sambungnya.
Sementara di Jogja, polisi juga telah memastikan isinya bukan narkoba.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya memastikan paket Tang Li yang sempat beredar di Jogja adalah jam tangan.
“Secara cepat ditangani tim dari Bareskrim dan Polda DIY. Jadi clear. Kembali masyarakat untuk tidak mudah percaya berita hoaks yang disebarkan seseorang di medsos,” kata Dedi.
Warga Masih Resah
Di Medan, Ketua Bawaslu Sumut Syafrida R Rasahan ikut menerima paket Tang Li berasal dari Guangzhou China.
Ia pun mengaku akan membawa permasalahan ini ke polisi, sehingga ada titik terang.
"Terkait hal ini saya berharap masyarakat Sumut bijak. Saya akan melakukan pelaporan ke Polsek Medan Barat, karena informasi dari kurir barang seperti ini banyak yang dikirimkan," sambungnya.
Syafida mengatakan, ia juga mendapat informasi dari grup WA bahwa di Jogja ada kasus serupa seperti ini dan isi barangnya ternyata narkoba.
"Sampai saat ini, saya masih coba berkoordinasi dengan penerima paket. Tapi sampai sekarang belum terkoneksi. Pertama kita takut ini barang yang dilarang oleh Undang-undang,"
"Kedua barang ini sistem COD, taruhlah satu paket harganya Rp 200 ribu dan ini kenana Rp 250 ribu sama pengiriman, kalau dikali 200 paket sudah berapa uang yang diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab ini," ungkap Syafrida.
Lebih lanjut, Syafrida menuturkan bahwa sore ia akan bertemu dengan Polsek Medan Barat untuk menyerahkan paket dan membuka isi paket ini.
Ia juga berharap ada tindakan dari pihak kepolisian, agar jasa pengiriman paket mengehentikan kerjasama dengan pengiriman yang diduga menggunakan sistem langganan bulanan.
"Kita minta ini dihentikan, karena masyarakat sangat dirugikan dengan pengiriman paket yang tidak pernah dipesan sama sekali," pungkas Syafrida.:)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEGERA BERGABUNG BERSAMA KAMI SITUS TOGEL ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA UNTUK PENDAFTRAN LGS SAJA KE LNK DI BAWAH INI :
http://www.terimauang.com/register?ref=apa123